Putri Chairani Eyanoer, Putri Chairani
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Oto Rhino Laryngologica Indonesiana

Korelasi ekspresi Cyclooxygenase-2 (COX-2) dan TNF-α sebagai mediator cancer-related inflammation pada karsinoma nasofaring Nurdiansah, Firman; Pardede, Sujahn Anto; Farhat, Farhat; Munir, Delfitri; Asnir, Rizalina Arwinati; Hasibuan, Mangain; Eyanoer, Putri Chairani
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 43, No 2 (2013): Volume 43, No. 2 July - December 2013
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.692 KB) | DOI: 10.32637/orli.v43i2.66

Abstract

Latar belakang: Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma sel skuamosa yang berasal dari sel epitel nasofaring. Cyclooxygenase (COX) merupakan enzim pada jalur biosintetik dari prostaglandin, tromboksan dan prostasiklin dari asam arakhidonat. Ekspresi seluler COX-2 meningkat di atas normal pada stadium awal karsinogenesis dan selama perkembangan serta pertumbuhan invasif tumor. TNF-α diperlukan untuk proliferasi dan fungsi yang normal dari NK cells, sel T, sel B, makrofag dan sel dendrit. Akan tetapi bukti yang terbarumenunjukkan bahwa TNF-α merupakan suatu mediator utama pada cancer-related inflammation dan juga berperan sebagai tumour-promoting factor.Tujuan: Untuk mengetahui ekspresi COX-2 dan TNF-α sebagai mediator cancer-related inflammation pada KNF. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif secara cross sectional design dengan 30 sampel dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan. Ekspresi COX-2 dan TNF-α pada KNF diperiksa dengan immunohistokimia. Hasil: Dengan menggunakan Fisher’s exact test tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara ukuran tumor primer, ukuran kelenjar getah bening serta stadium klinis dengan ekspresi COX-2 (p > 0,05). Ditemukan hubungan yang signifikan antara ukuran tumor primer dan ekspresi TNF-α (p < 0,05). Tidak ditemukan adanya hubungan antara ukuran kelenjar getah bening dan stadium klinis dengan ekspresi TNF-α (p >0,05). Dengan uji Spearman’s rho didapatkan bahwa COX-2 berkorelasi signifikan dengan TNF-α pada KNF (p <0,05). Kesimpulan: Terdapat korelasi signifikan ekspresi COX-2 dan TNF-α pada KNF.Kata kunci: Karsinoma nasofaring, cyclooxygenase-2, TNF-α.
Hubungan rinitis alergi dan disfungsi tuba Eustachius dengan menggunakan timpanometri Rambe, Andrina Yunita Murni; -, Fadhlia; Munir, Delfitri; Haryuna, Tengku Siti Hajar; Eyanoer, Putri Chairani
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 43, No 1 (2013): Volume 43, No. 1 January - June 2013
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.294 KB) | DOI: 10.32637/orli.v43i1.20

Abstract

Latar belakang: Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terusmeningkat serta dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya. Ko-morbiditas rinitis alergi salahsatunya adalah otitis media yang sangat erat hubungannya dengan gangguan fungsi tuba Eustachius yangberkaitan dengan tekanan telinga tengah. Tujuan: Mengetahui hubungan rinitis alergi dengan disfungsi tubaEustachius dengan menggunakan timpanometri. Metode: Satu studi kasus-kontrol. Disfungsi tuba ditentukandengan pemeriksaan timpanometri (MEP negatif/<-25 daPa) dan hasil tes fungsi tuba (ETF) yang tidak baik.Analisis hasil dengan uji Chi-square dan regresi logistik. Hasil: Penelitian ini melibatkan 60 sampel. Tipetimpanogram terbanyak pada kedua kelompok yaitu tipe A, dimana kelompok RA tipe A sebesar 73,3% (rerataMEP -40,8 daPa), tipe As 10%, tipe Ad dan tipe B masing-masing 3,3%, tipe C 10%. Kelompok kontrol tipe Asejumlah 93,3% dan tipe As 6,7%. Pada kelompok kasus 83,3% hasil tes fungsi tuba abnormal dan 16,7%normal, sedangkan kelompok kontrol yaitu 93,3% normal dan 6,7% abnormal. Uji chi-square menunjukkanperbedaan yang signifikan antara klasifikasi RA dan disfungsi tuba Eustachius (p=0,006) dan perbedaan yangsignifikan antara jenis alergen dan disfungsi tuba Eustachius (p=0,041). Hasil uji multivariat terdapat bahwa tiperinitis alergi berpengaruh tiga kali lebih besar terhadap disfungsi tuba Eustachius (OR 2,9; 95% IK: 1,52-241,90dan nilai p=0,022) sedangkan jenis alergen dua kali lebih berpengaruh terhadap disfungsi tuba dengan OR 2,2;95% IK: 0,01-7,31 dan nilai p=0,295. Kesimpulan: Rinitis alergi memiliki kemungkinan 3 kali lebih seringmengalami disfungsi tuba Eustachius dari pada kelompok kontrol OR:2,5 (95% CI 2,36-2,99) P=0,000.Kata kunci: rinitis alergi, disfungsi tuba Eustachius, rerata tekanan telinga.ABSTRACTBackground: Allergic rhinitis is a global health problem with increasing prevalence and can have impacton the quality of life of sufferers. One of co-morbidity of allergic rhinitis is otitis media which is closely relatedto Eustachian tube dysfunction, associated with middle ear pressure. Purpose: To determine the relationshipbetween allergic rhinitis and Eustachian tube dysfunction, using tympanometry. Methods: A case-control study.Tubal dysfunction was determined with tympanometry (MEP negative / <-25 Dapa) and tubal function test resultwas not good (≤15 daPa). Chi-square test and logistic regression analysis used for data analysis. Results: Therewere 60 samples. The most common tympanogram type in both groups were type A, which AR group was 73.3%(mean -40.8 daPa MEP), type As 10%, type ad and type B respectively 3.3%, type C 10.0% and control groupstype A 93.3%, type As 6.7%. In AR group, 83.3% showed abnormal tubal function and 16.7% was normal. As incontrol group, 93.3% was normal and 6.7% was abnormal. Chi-square test showed a significant differencebetween AR classification and Eustachian tube dysfunction (p = 0.006), and also between type of allergens andEustachian tube dysfunction (p= 0.0041). Multivariate test revealed AR classification contributed to Eustachiantube dysfunction OR:2.9 (95% CI 1.52-241.90) p=0.022, not between type of allergens and Eustachian tubedysfunction OR:2.2 (95% CI 0.01-7.31) p=0.295. Conclusion: Allergic rhinitis contributes three times higher toEustachian tube dysfunction than the control group. OR: 2.5 (95% CI 2.36-2.99) p= 0.000.Keywords: allergic rhinitis, Eustachian tube dysfunction, Mean Ear Pressure.